Nikmati Isinya bukan Wadahnya

Pada suatu hari ada sekelompok murid yang mendatangi dosennya. Mereka menceritakan semua keluh kesah yang mereka rasakan selama bersekolah. Dengan tidak membalas 1 kata pun sang guru pergi kebelakang dan membawakan mereka 1 teko air dan berbagai macam jenis gelas. Gelas plastik, gelas crystal, gelas platina, gelas berukir emas dll. Pokoknya ada berbagai macam gelas dengan bentuk berbagai macam dari yang paling sederhana sampai yang terlihat paling mewah. Sang guru pun tidak menuangkan isi yang ada dalam teko terebut ke masing-masing tamunya.

Para murid pun dengan antusias memilih gelas yang telah disediakan profesor.Hingga akhirnya tersisa gelas yang sederhana. Dan gelas yang mewah sudah habis digunakan oleh murid-muridnya. Setelah murid-muridnya menimati jamuan yang disuguhkan oleh dosen tersebut.Sang dosen pun berkata
"Coba kalian lihat, sisa gelas yang ada pada meja. Yang tersisa adalah gelas yang sederhana saja. Hal ini mencerminkan sikap kita. Meski normal untuk mengejar yang kalian inginkan, tetepi justru itu akan berbalik menjadi beban pikiran dan stres bagi anda"

Dari cerita diats dapat kita simpulkan bahwa air yang telah dituangkan didalam cangkir tidak akan berubah kualitasnya walau di dalam cangkir yang mewah sekalipun. Anggap saja bahwa cangkir adalah tujuan, keinginan kita. Akan tetapi yang ada dalam cangkir tersebut hanyalah keinginan fana. Yang kita inginkan sebenarnya adalah air(hati kita) yang berada di dalam cangkir.

Karena kehidupan kita yang sesungguhnya da didalam hati kita. Apakah kita merasa bahagia hanya dengan uang banyak? Apakah kita merasa puas dengan orang yang mengagumi kita? Apakah kita dendam apabila ada orang yang berbuat kesalahan pada kita?

Ya..... semua itu dari hati kita. Tetapi selama ini kita terus memandang cangkirnya sehingga kita lupa bersyukur terhadap air yang telah diberikan Allah SWT kepada kita